Artinya Warna Telor Paskah
Oleh: Mang Ucup
Apakah Anda mengetahui artinya
lambang dari warna-warna telor paskah?
- Warna Merah: melambangkan Darah-Nya
- Yesus 1 Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu,
- bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu
- yang sia-sia yang kamu warisi dari
- barang yang fana, bukan pula dengan
- perak atau emas, melainkan dengan darah
- yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
- seperti darah anak domba yang tak bernoda
- dan tak bercacat
- nenek moyangmu itu bukan dengan
- Warna Biru:
- melambangkan awan biru - sorga:
- Kisah 1:11 mengapakah kamu berdiri
- melihat ke langit? Yesus ini,
- yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu,
- akan datang kembali dengan cara yang sama
- seperti kamu melihat Dia naik ke sorga
-
- Warna Hijau: melambangkan
- warna Daun Yohanes 12:13 mereka mengambil
- daun-daun palem, dan pergi menyongsong
- Dia sambil berseru-seru: "Hosana!
- Diberkatilah Dia yang datang dalam
- nama Tuhan, Raja Israel!"
-
- Warna Perak/silver :
- melambangkan uang perak Yudas Matius 26:15
- Ia berkata: "Apa yang hendak kamu
- berikan kepadaku, supaya
- aku menyerahkan Dia kepada kamu?"
- Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
-
- Warna Cokelat: melambangkan
- warna kayu salib 1 Petrus 2:24
- Ia sendiri telah memikul dosa kita
- di dalam tubuh-Nya di Kayu Salib,
- supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
- hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya
- kamu telah sembuh.
-
- Warna Hitam: melambangkan
- warna Paku Yohanes 20:25
- Tetapi Tomas berkata kepada mereka:
- "Sebelum aku melihat bekas paku
- pada tangan-Nya dan sebelum aku
- mencucukkan jariku ke dalam
- bekas paku itu dan mencucukkan tanganku
- ke dalam lambung-Nya,
- sekali-kali aku tidak akan percaya."
-
- Warna Ungu: melambangkan
- warna Jubah-Nya Yesus: Yohanes 19:23
- Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus,
- mereka mengambil pakaian-Nya
- lalu membaginya menjadi
- empat bagian untuk tiap-tiap prajurit
- satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil.
- Jubah itu tidak berjahit,
- dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
-
- Warna Merah tua: melambangkan
- warna Angggur Markus 15:36
- Seorang dari mereka cepat-cepat
- pergi mengambil bunga karang,
- lalu mencelupkannya ke dalam
- anggur asam. Kemudian bunga
- karang itu dicucukkannya
- pada ujung sebatang kayu,
- lalu diulurkannya ke bibir Yesus,
- sambil berkata,
- "Tunggu, mari kita lihat apakah Elia
- datang menurunkan Dia dari salib itu."
-
- Warna Abu-abu: melambangkan
- warna Batu penutup kuburan
- Markus 16:3 Di tengah jalan mereka
- berkata satu sama lain,
- "Siapakah yang dapat menolong kita
- menggeserkan batu penutup pada lubang kubur?"
- Sebab batu itu besar sekali.
- Tetapi setibanya di situ mereka
- melihat batu itu sudah terguling.
-
- Warna Putih: melambangkan
- warna kain kafan Yohanes 4:13-14
- Kedua orang itu mengambil jenazah Yesus
- lalu membungkusnya dengan kain kafan
- bersama-sama dengan ramuan wangi
- itu menurut adat penguburan orang Yahudi.
http://artikel.sabda.org/node/708
Berkat Sejati
Oleh:Sion Antonius
Pada waktu berdoa kita sering berkata,
Tuhan berkatilah hidup kami,
Tuhan berkatilah pekerjaan kami,
Tuhan berkatilah gereja kami dan seterusnya.
Kata berkat itu menjadi sangat penting
dan ketika diucapkan dalam
kegiatan yang bersifat rohani
maka menjadikan situasi menjadi
sangat religius dan agung.
Banyak orang berlomba-lomba ingin
menjadi orang yang diberkati.
Namun pernahkah kita berdiam diri dan
merenungkan arti kata berkat dengan
sangat mendalam?
Pengertian kita tentang konsep berkat
pada umumnya adalah sangat dangkal
bahkan cenderung hanya merupakan
ungkapan nafsu serakah akan materi.
Orang Kristen ketika berpikir untuk
meminta berkat kepada Tuhan,
maka berkat yang diharapkan adalah
curahan materi yang berkelimpahan.
Saat kita berdoa Tuhan berkatilah hidup
kami maka yang diharapkan
adalah adanya curahan materi yang
banyak berupa uang.
Jika setelah berdoa dan kemudian
ada curahan uang yang banyak
pada rekening, maka saat itulah
kita merasa mendapat berkat.
Demikian pula dengan pekerjaan,
kita merasa mendapat berkat apabila
pekerjaan itu menghasilkan uang yang banyak.
Gereja kita mendapat berkat tatkala bisa
memperluas gedung dan membeli tanah
karena banyaknya uang yang ada pada kas.
Pikiran seperti inilah yang saya maksud
dengan dangkal dan ungkapan nafsu serakah.
Pandangan orang mengenai berkat
semata-mata hanyalah mengenai
berapa banyak uang yang bisa
saya peroleh. Jika kita mendapat
berkat materi maka ada fenomena
yaitu itulah orang yang diperkenan
oleh Tuhan. Semakin seseorang
menjadi kaya maka semakin orang lain
dan dirinya sendiri merasa sebagai orang
yang baik dihadapan Tuhan.
Istilah orang baik di sini merujuk
pada satu kondisi yaitu sebagai
orang yang saleh di bandingkan
orang yang lebih miskin materi.
Kita harus mengerti berkat itu
tidak identik dengan uang atau kekayaan.
Namun pandangan ini tidak banyak
yang bisa mengertinya,
karena pandangan orang pada umumnya
adalah seperti fenomena yang sudah saya
sebutkan, jika kaya maka dia adalah orang
yang diberkati oleh Tuhan.
Dan kita juga kemudian terjebak
pada pemikiran jika seseorang miskin
pasti tidak diberkati Tuhan.
Mengapa orang pada umumnya dapat s
etuju pada fenomena seperti ini?
Saya beri 2 alasan yang sederhana,
pertama: ketika ada yang diminta untuk
memberikan kesaksian, maka seringkali
adalah mereka yang memiliki keberhasilan
di bidang bisnis, keberhasilan orang ini
membuat orang yang menyaksikan digiring
untuk berkesimpulan itulah orang yang
diberkati Tuhan. Dari kesimpulan ini
menimbulkan kesimpulan lain yaitu
di dalam gereja orang miskin posisinya
sangat kurang dihargai.
Alasan kedua: coba lihat daftar pemberi
persembahan, maka pada umumnya diurut
dari pemberi yang terbesar hingga yang
terkecil. Mungkin ada yang beralasan
itu hanya untuk memudahkan saja dalam
menyusun laporan.
Saya pikir alasan ini
tidak cukup kuat untuk mendukung
pendapat tersebut.
Alasan yang sesungguhnya adalah
karena mereka yang memberi persembahan
dengan angka besar adalah orang-orang
yang dipandang penting dalam gereja,
mereka dipandang sebagai kelompok
orang yang diberkati, sehingga dihormati,
oleh karenanya mereka harus berada
dalam daftar paling depan.
Saya pikir 2 alasan tersebut sudah
bisa menggambarkan betapa terhormatnya
menjadi orang kaya.
Dua alasan sederhana yang sudah saya
sebutkan ini sudah bisa cukup
untuk memicu orang-orang Kristen juga
untuk berlomba-lomba menjadi orang kaya
secara materi.
Untuk mendukung fenomena tersebut
masih banyak alasan yang lainnya,
saya tidak akan menuliskannya lebih banyak.
Jika sudah tahu fenomenanya bagaimana
dengan faktanya? Faktanya adalah justru
seringkali orang kaya itu mempunyai moralitas
dan etika yang amburadul.
Moralitas dan etika dalam menjalankan
bisnisnya ketika ditelusuri banyak yang tidak
sesuai dengan ajaran dalam Alkitab.
Dengan fakta seperti ini apakah bisa
ditarik kesimpulan bahwa orang kaya
adalah orang yang lebih istimewa di
hadapan Tuhan?
Di hadapan Tuhan belum tentu,
tapi dihadapan manusia adalah ya.
Ayub kaya dan dia istimewa di hadapan
Tuhan, tapi tidak berarti setiap orang
kaya istimewa dihadapan Tuhan.
Janda miskin bisa lebih berharga di hadapan Tuhan.
Nafsu serakah manusia ini sulit dibuat
menjadi lebih benar, karena dasar
pemikirannya yang sudah keliru yaitu
banyaknya materi sebagai bukti akan
begitu baiknya hubungan dengan Tuhan.
Nafsu yang serakah ini semakin mendapat
dukungan oleh karena adanya kesaksian dari
orang-orang yang menjadi kaya karena
ikut Tuhan. Mereka menebarkan pesona
betapa indahnya menjadi kaya dan disayang Tuhan.
Padahal Alkitab mencatat ketika seorang
muda yang kaya datang kepada Yesus,
dia disuruh menjual seluruh hartanya
dan mengikut Dia. Bukan orang kaya
yang disayang Tuhan,
tetapi mereka yang taat kepada kehendaknya.
Konsep berkat bagi orang Kristen harus
lebih mulia, lebih agung daripada hanya
sekedar uang.
Seandainya kita berdoa berkatilah hidup kami,
maka kalaupun tidak ada curahan materi
yang berkelimpahan,
tapi memiliki istri/suami yang mengasihi
keluarganya, bukankah ini juga berkat?
Sebagai orang tua yang anaknya mau
belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah
tanpa menghamburkan biaya,
apakah itu bukan berkat?
Dianugerahi kesehatan yang baik
sehingga tidak pernah berobat ke dokter,
masihkah tidak merasakan ini sebagai
sebuah berkat? Istri/suami yang baik,
anak yang baik, kesehatan yang baik i
tu adalah berkat yang seharusnya diterima
dengan rasa syukur kepada Tuhan.
Manusia pada umumnya,
termasuk orang Kristen juga terkadang
tidak menyadari bahwa setiap detik
dalam kehidupan manusia adalah berkat.
Manusia diciptakan Tuhan dan diberi tempat
dalam dunia ini pada saat Dia sudah
menyelesaikan penciptaan alam semesta.
Manusia adalah ciptaan yang paling terakhir,
hal ini supaya ciptaan ini bisa melangsungkan
kehidupan dengan kondisi alam yang mendukung
mereka dapat bertahan hidup.
Jadi ketika manusia dapat hidup di dunia,
dia hidup berdasarkan berkat-berkat dari
Tuhan. Jikalau Tuhan tidak mengatur
kondisi planet bumi sedemikian rupa,
maka manusia tidak dapat hidup di dalamnya.
Celakanya manusia seringkali tidak
menyadari adanya berkat ini,
kehidupan di dunia ini dipandang sebagai
sebuah keadaan yang biasa saja.
Ketika menghirup oksigen tidak dirasakan
sebagai berkat. Baru ketika sakit dan
harus membeli oksigen supaya dapat
bernapas dengan lancar dan memerlukan
biaya yang sangat mahal,
kita menyadari oksigen adalah berkat.
Betapa sempitnya pikiran kita dalam
memandang berkat dari Tuhan,
sehingga banyak hal yang berseliweran
dalam kehidupan yang harusnya diakui
sebagai berkat tapi kita tidak merasakan itu sebagai berkat.
Berkat dari Tuhan itu
bukan semata-mata kekayaan materi saja.
Berkat Tuhan itu luas dan dalam
tidak dapat diukur dan dibatasi
oleh pemikiran manusia.
Bahkan ada sebuah berkat yang jarang
dirasakan sebagai berkat,
bahkan oleh orang Kristen sekalipun,
berkat itu adalah pemulihan hubungan antara
manusia dengan Allah,
itu adalah BERKAT SEJATI
yang seharusnya paling dikejar
oleh umat manusia.
Berkat itu adalah Yesus Kristus sendiri.
Berkat ini ironisnya adalah yang paling
dihinakan bahkan dianggap tidak bernilai
dan tidak berguna oleh banyak orang.
Mengapa orang tidak menghargai berkat
yang berupa pemulihan hubungan
antara Allah dan manusia?
Ini karena perbedaan pandangan antara
Allah dan manusia terhadap dosa.
Manusia memandang dosa bukan hal
yang fatal dalam hubungan dengan Allah.
Manusia mengira dosa seperti sebuah
kesalahan biasa yang bisa mudah diperbaiki.
Ilustrasinya seperti ini,
dalam sebuah ulangan matematika seseorang
mendapat nilai ulangan 80,
dia salah dalam 2 soal,
kesalahan pengerjaan ini membuat dia berpikir
lain kali dia tidak akan mengulang
kesalahan itu, dan di sisi lain dia
berpikir toh nilainya masih cukup
untuk lulus ujian.
Cara berpikir seperti ini dijadikan
sama untuk masalah dosa,
manusia berpikir jika saya berdosa
dan bisa memperbaikinya
(dengan cara mohon pengampunan
dan tidak mengulanginya)
maka dosa bisa diselesaikan.
Penyelesaian masalah dosa dianggap
seperti soal keliru biasa dalam perbuatan
kemudian diperbaiki dengan gampang.
Pengampunan dosa selalu
Tuhan sediakan namun akibat dosa
selalu harus ada pertanggungan jawabnya,
contohnya adalah dosa yang dibuat oleh Daud,
dia mendapat pengampunan,
namun ada akibat yang harus ditanggungnya.
Konsep tanggung jawab terhadap dosa
ini sering dilupakan orang.
Kemudian manusia juga berpikir,
jika saya dosanya cuma 2 dan yang benarnya 8,
bukankah itu sudah lebih dari cukup untuk
dikategorikan sebagai orang benar?
Manusia memandang dirinya masih cukup
baik dihadapan Allah, yang jahat adalah
pembunuh, pencuri, penipu, penzinah,
pemerkosa dan kejahatan lainnya,
apabila tidak melakukan kejahatan
tersebut maka dia merasa sebagai orang baik.
Membuat sederhana masalah dosa
juga terjadi pada Adam dan Hawa,
saat mereka berdosa Alkitab hanya
mencatat mereka malu,
tapi tidak dicatat mereka berupaya
mencari jalan untuk menyelesaikan
dosanya, mereka hanya bisa diam dan
seolah-olah berkata, ya sudahlah, wong
sudah terjadi.
Sedangkan di pihak Allah,
dosa itu sangat fatal dan
Dia jijik karenanya.
Saya mencoba menggambarkan jijiknya dosa.
Pernah menonton acara Fear Factor?
Dalam acara itu seringkali peserta
yang ikut harus makan makanan yang menjijikkan.
Ketika peserta memakannya ada yang muntah
dan jijik. Seperti itulah Allah memandang
dosa kita yang menjijikkan.
Dia ingin memuntahkan kita,
karena kita begitu menjijikkan dihadapanNya.
Dosa sedemikian najis dihadapan Allah,
maka Dia tidak bisa kompromi dengan
dosa. Perbedaan pandangan ini membuat
adanya jurang yang sangat dalam antara
manusia dan Allah dalam memandang dosa.
Perbedaan ini membawa perbedaan juga
ketika melihat berkat Allah dalam penebusan dosa.
Banyak orang Kristen yang juga salah
menilai tentang masalah dosa.
Tidak sedikit orang Kristen merasa Allah terlalu
berlebihan dalam penebusan dosa,
mereka merasa tidak terlalu jahat dalam
dunia ini. Sehingga penebusan Yesus
di kayu salib membawa akibat yang
biasa saja bagi banyak orang Kristen.
Jika diadakan survey maka dapat
dipastikan sangat sedikit orang Kristen
yang bersyukur karena sudah di tebus dosanya.
Mereka juga seringkali sangat puas dan bangga
dengan pelayanannya, seolah-olah
Tuhan pasti berkenan,
mengganti kekudusan dengan pelayanan,
yang pelayanannya banyak pasti lebih kudus
dihadapan Tuhan. Jadi ketika sudah menjadi
orang baik, maka orang Kristen merasa pantas
kalau Tuhan memberkati mereka dengan materi
yang berkelimpahan.
Orang Kristen tidak merasa puas akan berkat
penebusan dosa tapi minta lebih banyak berkat
lagi yang lain, karena apa?
Sebab orang Kristen merasa layak dihadapan Tuhan.
Segala hal yang dianggap perbuatan baik
oleh manusia adalah sampah dihadapan
Allah. Banyak upaya manusia dilakukan
untuk memperkenan hati Allah.
Manusia mencari kebenaran akan tetapi
selalu tidak memperoleh kesimpulan akhir
yang memuaskan. Jika akhirnya manusia
berkesimpulan sudah menemukan
kebenaran,
sebenarnya itu adalah kesimpulan yang salah,
karena ketika manusia berkesimpulan
mereka tidak berdasarkan nilai-nilai
yang ditetapkan oleh Allah.
Kesimpulan itu dibuat berdasarkan apa
yang dipandang benar oleh manusia
tentang apa yang dikehendaki oleh Allah.
Saya ingin memberikan ilustrasi yang
sederhana, seorang ayah pergi ke
sebuah rumah makan, kemudian anaknya memberikan mie bakso si ayah tidak memakannya, memberikan lagi
ayam goreng, lagi-lagi tidak dimakan,
diberikan lagi gado-gado,
ayahnya semakin tidak mau makan,
akhirnya ayahnya bicara dia mau
bubur polos saja, anaknya protes,
makan bubur kurang kenyang,
ayahnya lalu berkata bahwa gigi palsunya
tertinggal, jadi kalau mau makan hanya
bisa bubur polos saja yang tinggal
di telan beres.
Dari ilustrasi ini kita melihat
bahwa upaya anaknya adalah sia-sia,
karena yang menentukan standar
bisa dimakan atau tidak adalah si ayah.
Ilustrasi ini tidak bisa menggambarkan
hubungan manusia dan Allah,
tetapi saya ingin mengilustrasikan
bahwa kehendak Allah itu tidak
bisa diselami oleh manusia,
karena untuk memahami manusia
lainnya saja kita sudah tidak mampu
apalagi memahami jalan pikiran Allah.
Upaya manusia memperkenan hati Dia
hanyalah kesia-siaan, karena standarnya
hanya milik Allah. Allah sendiri yang
menentukan bagaimana manusia berdosa
dapat diselamatkan. Manusia tidak bisa
menebak-nebak apa kira-kira yang Allah
suka supaya mereka diperkenan. Allah
tidak sama dengan manusia,
sehingga Dia bisa ditawari sesuatu
oleh manusia supaya manusia mendapat
belas kasihan. Manusia masih beranggapan
dapat mengalahkan iblis,
namun Allah menentukan bahwa yang
dapat mengalahkan iblis hanyalah Dia sendiri.
Jika Allah tidak berinkarnasi
menjadi manusia maka
persoalan dosa itu tidak
dapat selesai. Standar ukuran
keberhasilan penyelesaian
masalah dosa adalah
ditentukan oleh Allah bukan
oleh manusia..
Allah berkata Aku adalah Aku apa maksudnya?
Ini berarti Allah yang berdaulat dan sebagai
standar yang tertinggi, keputusannya adalah
mutlak, kehendaknya bebas dari intervensi
siapapun. Allah hanya tunduk pada diriNya
sendiri. Jadi kematian Yesus Kristus di atas
kayu salib dan bangkit pada hari yang
ketiga itu adalah standar yang telah Allah
tentukan supaya manusia ditebus dari dosa,
itu artinya BERKAT SEJATI untuk umat
manusia. Manusia boleh untuk tidak
mendapat berkat yang lainnya, namun
mereka tidak boleh kehilangan berkat
yang satu ini. Berpikir untuk mengerti
Yesus Kristus sebagai berkat harus
dimulai pada saat manusia jatuh ke
dalam dosa. Ketika manusia berdosa
maka Allah pencipta bisa saja
menghancurkan Adam dan Hawa,
lalu menciptakan manusia yang baru.
Bagi Allah tindakan ini sah-sah saja,
karena Dia adalah yang memiliki kedaulatan.
Ciptaannya mau diapakan,
itu adalah hak Allah.
Namun Allah tidak bertindak seperti itu,
tetapi membiarkan kisah manusia itu berlanjut.
Adam dan Hawa dibiarkan hidup
bahkan berkembang biak sesuai dengan
perintahnya. Bahkan Allah memberi
kejutan yaitu pada saat Adam dan
Hawa berdosa, Dia membuat sebuah janji
yaitu ada penebusan dosa,
iblis akan dikalahkan,
ini dimeteraikan melalui janji sulung.
Saya sudah menuliskan bahwa berkat
Tuhan itu luas dan dalam tidak dapat
kita selami.
Bagaimana kita bisa mengerti,
manusia yang gagal tapi Allah
masih merencanakan karya yang agung?
Ketika Allah berjanji untuk
menyelesaikan masalah dosa manusia,
maka itu membawa sebuah akibat yaitu
hanya Allah sendiri yang dapat
memenuhi janjinya.
Manusia tidak dapat menyelesaikan
masalah dosa, karena mereka sudah kalah,
sudah berada dalam kekuasaan iblis.
Allah sendiri yang harus merebut manusia
dari kuasa iblis. Allah harus pergi
untuk mengalahkan maut.
Untuk mengalahkan maut maka Allah
harus menjadi manusia yang tidak berdosa
dan mati di salib.
Inilah yang dimaksud
dengan rencana Allah yang luas
dan dalam tak terselami oleh akal manusia.
Namun Yesus Kristus yang sudah
mengalahkan maut ini,
tetaplah dipandang sebelah mata,
banyak manusia yang menghinakan
karya keselamatannya.
Manusia tetap lebih suka mencari
jalan sendiri untuk mendapat belas
kasihan dari Allah. Pengorbanan
Yesus Kristus untuk menjadi
penyelesai masalah dosa dianggap
terlalu gampang dan murah.
Padahal Yesus melakukan karya keselamatan
ini bukan karena gampang dan murah,
akan tetapi karena terlalu sulit dan
mahalnya penebusan dosa ini sehingga
Allah sendiri yang harus berinkarnasi
menjadi manusia.
Allah yang sedemikian otonom,
juga dikatakan Maha Adil,
oleh karenanya Dia mempunyai
standar dimana semua orang
dapat kesempatan yang sama untuk
memperoleh penyelesaian dalam
masalah dosa.
Penyelesaian itu oleh Allah di cantumkan
dalam Yohanes 3:16 Karena begitu besar
kasih Allah dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya
yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Undangan dari Allah ini ditanggapi
oleh banyak manusia dengan tawar
hati dan sinis, mereka tidak percaya
bahwa dosa dapat diselesaikan dengan
cara yang sangat mudah,
yaitu percaya kepada Yesus.
Mudahnya cara penyelesaian dosa
bukan berarti Allah bertindak dengan
cara murahan, tetapi sekali lagi harus dingat,
hal ini karena terlalu mahalnya upaya
penyelesaian dosa,
sehingga Allah harus memberikannya
dengan cuma-cuma.
Bagi manusia mungkin terlalu mudah
tapi tidak bagi Allah.
Bagi Allah itu adalah tindakan
yang sangat sulit, sehingga Yesus
di taman getsemani,
berdoa hingga keringatnya seperti darah.
Apa yang dialami Yesus ini dikarenakan
pecahnya pembuluh darah oleh karena
pergumulan yang sedemikian beratnya,
sehingga pada butiran keringat
juga ada darah, secara medis disebut
hemohidrosis.
Jika penebusan adalah perkara yang gampang
maka tidak mungkin Yesus mengalami keadaan ini.
Berikut saya akan menggambarkan
betapa sakitnya pada waktu puncak
Allah menebus dosa manusia melalui
penyaliban. Kita mulai dahulu dengan
hukuman salib. Penyaliban adalah salah
satu jenis hukuman mati untuk kejahatan
yang berat dan bagi warganegara bukan
Romawi.
Hukuman salib itu bukan hanya untuk
membuat seseorang menjadi mati,
tetapi melalui hukuman salib itu
seseorang yang dihukum mati juga
di inginkan supaya mengalami
penderitaan yang sangat hebat.
Semakin orang yang disalib mengalami
penderitaan maka tujuan hukuman itu
menjadi semakin tercapai.
Jadi tujuan utama salib adalah membuat
seseorang sangat menderita sebelum
mengalami kematian.
Penderitaan untuk yang mendapat
hukuman karena di salib adalah karena
keluarnya darah secara sedikit demi
sedikit sehingga membuat suplai oksigen
menjadi tidak maksimal, akibatnya orang
yang di salib harus mengerahkan segenap
daya untuk bisa bernapas. Upaya ini membuat
paru-paru dan jantung bekerja dengan keras
dan mengalami sakit yang luar biasa pada
saat mengambil napas. Jika sudah sampai
pada puncaknya diharapkan orang yang
di salib itu mati karena kekurangan
oksigen yang berakibat gagal jantung.
Penderitaan lainnya adalah tangan
dan kaki yang dipaku. Apakah kita pernah
tertusuk sesuatu hingga berdarah?
Saya pernah disuntik vaksin dimana
akibatnya selama 1 minggu tangan
menjadi bengkak dan sakit sekali.
Dalam penyaliban paku yang di tusukkan
pada tangan (banyak yang menganalisa
pada pergelangan) adalah berukuran
sangat besar supaya bisa mengakibatkan
pendarahan dan dapat menyangga tubuh.
Dengan paku yang besar seperti itu maka
sakit yang ditimbulkan pastilah sangat
luar biasa. Rasa sakit semakin bertambah
disebabkan Tuhan Yesus yang sedang
di salib tidak bisa diam begitu saja,
karena untuk bernapas Dia harus
menggerakkan seluruh tubuhnya,
bergeraknya tubuh ini mengakibatnya
sakit yang semakin timbul pada tangan
dan kaki yang di paku.
Tubuh yang harus bergerak ketika
mengambil napas itu, juga membuat
punggung yang penuh luka bekas
dicambuk memakai paku kecil pada
ujungnya, mengalami gesekan,
punggung inipun mengalami sakit amat
sangat yang tak terbayangkan.
Yesus yang di salibkan sungguh-sungguh
mengalami penderitaan yang sangat!¦.sangat!!
tak tertahankan. Pada saat menonton
visualisasi penderitaan Yesus dalam film
The Passion of The Christ, saya membutuhkan
waktu jeda hingga beberapa minggu untuk
dapat menonton dari awal hingga akhir,
saya tidak sanggup menonton penderitaan yang
sedemikian hebat.
Jika kita sudah memahami penderitaan yang
begitu hebat dari Tuhan Yesus supaya
kita dapat ditebus dari dosa.
Jika kita tahu bahwa menebus manusia
dari dosa adalah sedemikian mahalnya
karena harus ditebus oleh nyawa.
Jika kita tahu bahwa pemulihan
hubungan manusia dan Allah adalah
berkat yang paling agung. Apa respon kita?
PERTAMA: penebusan dosa bukanlah
untuk orang lain, pada waktu Yesus disalib
itu adalah untuk saya, bukan untuk dia,
bukan untuk mereka.
Manusia berdosa yang menjijikkan
dihadapan Allah adalah saya.
Setelah ditebus dari dosa maka saya adalah
orang yang diberkati Tuhan.
Berkat ini yang utama maka jika saya
tidak mendapatkan berkat yang lainnya,
saya tetap bersyukur kepada Tuhan.
KEDUA: bersyukurlah senantiasa,
apapun keadaan kita.
Baik ketika banyak berkat materi
maupun jika tidak memiliki materi yang banyak.
KETIGA: sebagai orang Kristen
hendaknya bertobat dan menjadi
orang-orang yang memandang hidup
bukanlah untuk mencari keberhasilan
secara materi. Kekayaan itu ada gunanya
untuk hidup kita, tapi biarlah itu bukan
menjadi tujuan utama hidup selama
berada di dalam dunia.
Konsentrasi orang Kristen bukanlah
untuk mendapatkan berkat materi lagi,
karena bagi setiap orang percaya Allah
tidak akan lalai menjaga kita.
Orang Kristen sudah mendapat berkat
yang terbesar, oleh karenanya ambisi
kita di dunia hendaknya tidak berfokus
pada mencari kesenangan duniawi.
Berkat materi haruslah menjadi urusan
yang tidak kita pentingkan lagi.
Tujuan mengikut Tuhan Yesus hendaknya
bukan lagi supaya menjadi orang kaya,
ini karena adanya konsep berpikir Dia
adalah Raja dan kita anaknya pasti juga
seperti raja.
KEEMPAT: pengorbanan Yesus di kayu
salib adalah berkat yang mahal oleh
karenanya kita harus menjadikan diri
kita sebagai berkat untuk orang lain.
Jadikan diri kita menjadi tempat
dimana orang lain bisa merasakan
berkat dari Tuhan. Jikalau kita diberi
berkat materi, cobalah untuk membagi
berkat itu melalui pelayanan yang
bersifat menolong orang lain,
jangan hanya memakai materi
untuk kepuasan diri sendiri.
Dalam merayakan JUMAT AGUNG
dan PASKAH, seharusnya kita bisa
lebih memahami kasih dan
pengorbanan Tuhan Yesus.
Dan dengan meneladani kasih dan
pengorbanan Tuhan Yesus maka
konsentrasi utama dari orang percaya
adalah bagaimana mengupayakan orang
lain yang belum mendapatkan
BERKAT SEJATI yaitu Yesus Kristus,
bisa juga memperolehnya.
Hidup bukan hanya untuk diri sendiri
atau untuk keluarga sendiri atau
gereja kita saja, tapi bagaimana menjadi
saksi-saksi Kristus kepada dunia.
http://artikel.sabda.org/berkat_sejati
Ia Telah Bangkit
Penulis : Herlianto
"Janganlah kamu takut; sebab aku t
ahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit,
sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.."
(Matius 6:19-21)
Yesus yang bangkit memang menjadi
sandungan bagi mereka yang menolak Dia,
dan untuk meredam fakta historis para saksi
mata yang bersaksi tentang kebangkitan itu,
Makamah Agama Yahudi menebarkan dusta
yang menyebut bahwa
"mayat Yesus dicuri para muridnya"
(Matius 6:11-15). Dusta-dusta ini terus
berkembang dengan berjalannya waktu.
Sepanjang sejarah banyak usaha dilakukan
orang untuk mengubah fakta historis ini,
ada yang menyebut bukan Yesus yang disalib
tetapi Yudas. Dalam film Jesus Christ Superstar
(1973) disebutkan Yesus mati frustrasi
dalam kegagalan dan Yudas dijadikan pahlawan
yang dikorbankan Tuhan.
Film yang lain The Last Temptation of Christ (1988)
menggambarkan Yesus di atas kayu salib,
dalam frustrasinya sebelum mati ia
membayangkan menikah dengan Maria Magdalena.
Sebuah buku best seller berjudul Holy Blood
Holy Grail (1982) menyebut Yesus
menikah dengan Maria Magdalena dan
keturunannya tinggal di Perancis Selatan,
demikian juga buku best seller lainnya
Jesus The Man menyebut Yesus tidak
mati di salib tetapi hanya pingsan dan
disembuhkan oleh Simon Magus dan
lari melalui lorong-lorong gua Qumran.
Dusta terakhir disebarkan oleh
buku best seller The Da Vinci Code
yang menyebut Yesus menikah dengan
Maria Magdalena dan sekarang
keturunannya tinggal di Inggeris.
Tidak kurang ada dusta lainnya yang menyebut
bahwa Yesus kabur ke Timur dan mati di Kashmir.
Fakta menunjukkan bahwa setelah
Perjamuan Malam dan kemudian Yesus mati
di salib, murid-murid menjadi ketakutan
dan frustrasi sehingga mereka tidak berani
keluar dan tinggal merenung di ruang yang terkunci
dan kembali dalam pekerjaan asal mereka,
tetapi peristiwa kebangkitan ternyata
mengubah segala sesuatu secara radikal.
Petrus yang pengecut dan menyangkal
kenal dengan Yesus yang diadili dan
akan disalib menjadi pemberani yang
berani berbicara lantang bersaksi akan
iman kebangkitan yang dipercayainya
di depan mahkamah agama.
Para Rasul lainnya juga menjadi
bergairah mengabarkan Injil kemana-mana,
bahkan Thomas yang pernah meragukan
kebangkitan Yesus akhirnya menjadi perintis
gereja Mar Thoma di India.
Perbahan psikologis dalam diri para Rasul
ini juga dialami Rasul Paulus, seorang farisi
fanatik yang biasa mengejar dan
membunuh murid-murid Yesus.
Setelah pertemuannya dengan
Yesus yang telah bangkit dalam
perjalanannya ke Damsyik, ia menjadi
rasul kabangkitan yang rela mati demi
Nama yang pengikutnya pernah diburu-buru
untuk dibunuh olehnya.
Peristiwa sejarah juga menunjukkan
adanya ledakan agama besar setelah
kebangkitan. Josephus ahli sejarah
Yahudi juga menyebut soal kebangkitan
agama itu, dan ledakan para pengikut
Yesus dengan cepat berlipat ganda
dan menakutkan banyak politisi Romawi
sehingga mereka mengejar para pengikut Yesus,
menjadikannya makanan para singa
di Koloseum Roma,
dan bahkan menyalibkan mereka
di jalan-jalan. Namun iman kebangkitan
terus mendorong umat menyebarkan
kabar baik kebangkitan itu.
Fakta sejarah lainnya adalah adanya
kubur yang kosong dan para pemuka
agama Yahudi dan tentara Romawi
yang ganas itu tidak bisa menunjukkan
dimana mayat Yesus diletakkan atau
disembunyikan kalau memang Yesus
tidak bangkit. Yesus yang bangkit
dilihat oleh banyak sekali orang
sehingga mustahillah kalau semuanya
itu hasil halusinasi mereka yang sudah
terlanjur percaya.
Petunjuk menarik sebagai bukti
Yesus bangkit pada hari minggu adalah
perubahan Paskah Perjanjian Lama
(Tuhan membebaskan umat Israel dari
perbudakan Mesir) yang dirayakan
pada hari Sabat Sabtu yang begitu ketat
dilaksanakan sebagai ritus agama oleh
umat Yahudi, dengan bangkitnya Yesus
pada hari pertama dalam minggu
mendorong umat Kristen tidak lagi
merayakan Sabat Sabtu
tetapi melaksanakan ibadat di hari Minggu
sebagai peringatan mingguan akan Yesus
yang telah bangkit pada hari itu.
Perubahan melawan tradisi agama yang
ketat ini tentu disebabkan peristiwa
sejarah yang benar-benar terjadi.
Paskah sekarang berarti Tuhan menang
atas maut dan Tuhan membebaskan umat
manusia dari dosa.
Yesus yang bangkit telah mendorong
banyak penginjil untuk memberitakan
kabar baik itu ke seluruh dunia dan
banyak orang rela sekalipun harus mati
sebagai martir karena kesaksian mereka.
Polycarpus ketika akan dibakar kecuali
kalau ia mau menyangkali Yesus dan
menyembah kaisar, berseru: "70 tahun
Ia (yang telah bangkit itu) tidak pernah
mengecewakan saya, bagaimana saya
harus mengecewakan Dia pada hari ini?",
ia mati dibakar. Iman Kristen tidak
didasarkan pada penderitaan Yesus
atau penyaliban-Nya,
tetapi iman Kristen didasarkan
kebangkitan Yesus dari kematian
yang menunjukkan kemenangan-Nya
atas maut dan bahwa Ia adalah Tuhan
atas kehidupan ini.
Berita Yesus yang telah bangkit
tetap diberitakan sampai sekarang,
dan bukan sekedar sebagai fakta historis
tetapi sebagai janji bahwa Tuhan Yesus
akan membangkitkan umat yang percaya.
Bagi pengikut Tuhan Yesus,
Ia adalah Kristus, sang juruselamat,
yang membebaskan umatnya dari
perhambaan dosa dan membawa
kepada keselamatan dan kebangkitan
tubuh bila telah mati.
Peringatan Paskah bukan sekedar ritual agama,
tetapi merupakan momentum bagi
manusia untuk menyadari bahwa
hidup manusia itu harus dipertanggung-jawabkan
di hadapan Allah pada saat
mereka meninggal atau belum meninggal
saat kedatangan-Nya kedua kali kelak.
Namun, bagi mereka yang mau menerimanya
sebagai juruselamat dan mengakui
dosa-dosa mereka dan tidak berbuat lagi
dan melakukan kehendak Allah,
maka kebangkitan menjadi jaminan
bila nanti mati meninggalkan dunia yang fana ini.
Berita Ia telah bangkit bukan sekedar catatan
Alkitab yang terjadi 2000 tahun yang lalu,
melainkan kabar baik yang tetap
diberitakan sampai sekarang,
bahwa Ia menjanjikan kebangkitan
juga bagi orang yang percaya dan diperkenan-Nya,
dan menjadi pengharapan hidup bagi semua
orang yang membuka diri kepada-Nya.
Selamat Hari Paskah, Amin!
http://artikel.sabda.org/ia_telah_bangkit